Chairil Anwar Dan Semangat Sastra Indonesia

Chairil Anwar Dan Semangat Sastra Indonesia

 


Siapa yang tidak pernah membaca, melantunkan, bahkan mendengar cuplikan sajak yang berjudul “aku”. Tentunya, paling tidak kita pernah mendengar, secuplik kata demi kata, bait demi bait puisi yang di buat oleh seorang bertangan dingin ini. Mungkin juga sempat terlintas walaupun sekelebat mengenai karya-karya penyair yang terkenal dengan krawang bekasinya. Ya, itu merupakan salah satu dari karya besar Chairil Anwar. Kalimat-kalimatnya mengalir begitu saja, keluar dari goresan-goresan tinta yang dalam, penuh semangat, tetapi juga sebuah refleksi dalam diri.

Chairil Anwar lahir di Medan, 22 juli 1922. Tulus adalah nama ayahnya dan saleha ibunya. Mereka berasal dari payakumbuh, sumatera barat. Chairil lahir dalam perantauan kedua orangtuanya ke medan. Dia bersekolah di HIS, Medan. HIS merupakan sekolah dasar pada zaman belanda. Kemudian dia melanjutkan ke SMP, yang ada pada Zaman penjajah dulu di sebut MULO. Di sekolah menengah ini dia hanya duduk di kelas pendahuluan (Voorklaas) dan kelas satu, kemudian ia pindah ke jakarta pada tahun 1941, ketika berumur 19 tahun. Dia tidak tamat MULO karena kesulitan ekonomi.

Chairil adalah seseorang yang penuh vitalitas. Ia gemar membaca puisi di luar kepala di depan sahabat-sahabatnya, yang terheran-heran mendengarnya. Sebagai penyair yang cerdas, Chairil memiliki kepribadian dengan individualisme yang kuat. Pendiriannya tegar, cara berpakaiannya pun rapi dan necis. Jadi, Chairil bukan tipe seniman yang berpakaian seenaknya seperti banyak di duga orang.

Pergaulannya luas, dari golongan tingkat bawah sampai tingkat teratas seperti mantan pemimpin RI yang pertama, Soekarno-Hatta. Di kalangan seniman dia bergaul dengan para penyair, penyanyi,pelukis, dramawan/dramawati, dan sebagainya. Dalam lingkaran pergaulan seniman dan budayawan jakarta, Chairil mulai dikenal ketika berusia 21 tahun, pada tahun 1943. Chairil juga bergaul dengan seniman budayawan bentukan tentara jepang (kheimin Bunka Shidoso).

Sejak kecil Chairil suka membaca buku, ketika masih SD dia suka membaca buku sastra yang di baca oleh siswa SMA, bahkan orang dewasa. Penguasaan bahasa asingnya juga, di samping bahasa belanda, bertambah lagi dengan bahasa inggris dan jerman. Dengan tiga bahasa asing ini, jendela sastra dunia terbuaka lebar bagi Chairil.

Sajaknya yang termashur merupakan gambaran hidupnya yang membesit-besit dan individualistis. Hal tersebut tertuang dalam salah satu puisinya yang terkenal dengan judul “Aku”. Semula puisi ini di beri judul “semangat”.puisi ini terkenal karena Chairil mengemukakan konsep hidupnya yang berpusat pada individu yang tegar sampai dirinya menamakan sebagai “Binatag jalang”. Sejak saat itu namanya segera menjadi terkenal.
Telah banyak yang dilakukan oleh Chairil di Khazanah sastra Indonesia. Namun sayang, sewaktu ia masih hidup timbul kehebohan dalam majalah mimbar Indonesia bahwa Chairil melakukan plagiat. Diberitakan bahwa sajaknya yang berjudul “Datang Dara Hilang Dara” merupakan hasil palgiat dari sajak Hsu Chih Mo yang berjudul “A song of the sea”. Tidak hanya itu saja yang ia contoh, tetapi juga banyak sajak-sajak lain seperti “karawang-Bekasi” yang diambil dari sajak Archibald MacLeish yang berjudul “ The young dead soldiers”. Demikian juga dengan sajaknya “ kepada peminta-minta”, “Rumahku”, dan lain-lain. Peristiwa itu sangat mengejutkan dunia sastra Indonesia sehingga timbul polemik antara yang menyerang dan mempertahankan Chairil.

Pembelaan kawan-kawan terdekat Chairil seperti H.B. Jassin, Asrul Sani, dan yang lainnya tidak dapat menutupi kenyataan perbuatan plagiat yang dilakukan oleh Chairil. S.M. Ardan dalam salah satu tulisannya mengatakan bahwa lebih baik menyelidiki dan di akui plagiat-plagiat yang dilakukan oleh Chairil itu, bukan di bantah atau di bela. Namun orang-orang pun tidak dapat membantah peranan dan jasa besar Chairil dalam sejarah sastra Indonesia.
Pada tahun 1948, suami dari Hapsah ini menerbitkan sekaligus memimpin redaksi majalah gema suasana. Namun hal itu tidak bertahan lama. Dan pada tanggal 28 April 1949 ia berpulang ke rahmatullah. Ia meninggal karena Typhus dan penyakit lainnya di rumah sakit umum pusat Jakarta. Chairil di makamkan di pemakaman karet Jakarta. 

Setelah Chairil meninggal, barulah sajak-sajaknya di terbitkan sebagai buku. Diantaranya “kerikil tajam dan yang terempas dan yang putus” (kumpulan puisi, 1949), “Deru Campur Debu” (kumpulan puisi, 1949) dan “Tiga menguak takdir” (kumpulan puisi bersama Asrul Sani dan Rival Apin, 1950). Dan karya-karya yang termuat dalam ketiga buku tersebut di terbitkan dalam Chairil Anwar Pelopor Angkatan ’45 (1956).

Sajak-sajak nya sudah di terjemahkan dalam beberapa bahasa di dunia. Telah terbit sebuah buku yang memuat tulisan tentang Chairil Anwar yang di sertai dengan 35 terjemahan sajaknya. Buku itu berjudul seleted Poems (of) Chairil Anwar. Buku tersebut di terbitkan sebagai salah satu nomor dari The world Poets series (seri penyair Dunia). Hal tersebut atas usaha Burton Rafael dan kawan-kawannya. 

Selain menulis sajak dan prosa, ayah dari Evawani Alissa ini banyak pula menerjemahkan sajak-sajak dan prosa asing. Antara lain sajak-sajak penyair belanda Eduar’du perron dan multatuli, penyair jerman Rainer Maria Rilke, penyair Amerika John Corn Ford. Dan Prosa buah tangan pengarang perancis Andre Gide yang berjudul Pulanglah Dia Si Anak Hilang Dari le Retour de l’enfant prodigue.
Dari Berbagai sumber
 
Aku adalah sebuah puisi karya Chairil Anwar, karya ini mungkin adalah karyanya yang paling terkenal dan juga salah satu puisi paling terkemuka dari Angkatan '45. Aku memiliki tema pemberontakan dari segala bentuk penindasan. Penulisnya ingin "hidup seribu tahun lagi", namun ia menyadari keterbatasan usianya, dan kalau ajalnya tiba, ia tidak ingin seorangpun untuk meratapinya.
Syair:

AKU

Kalau sampai waktuku

Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943

 

Tentang Gas karbon Monoksida

Belum lama ini kita mendengar kabar bahwa Adesagi dan Randi ditemukan tewas akibat keracunan gas monoksida.Tidak lama setelah itu,sepasang suami istri ditemukan tewas dalam sebuah kamar yang terkontaminasi karbon monoksida.Ada lagi kabar soal 6 penumpang yang tewas didalam mobil dalam Kondisi AC Menyala
dan masih banyak kasus-kasus keracunan serupa dan bisa jadi akan ada korban-korban selanjutnya.

So...seperti apakah karakteristik Gas carbon ini.?


Karbon Monoksida
Quote:
Karbon monoksida, rumus kimia CO, adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen.

Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon, sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah api berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia bersifat racun, CO memainkan peran yang penting dalam teknologi modern, yakni merupakan prekursor banyak senyawa karbon.
Karbon Monoksida Dalam Atmosfer
Quote:
Karbon monoksida, walaupun dianggap sebagai polutan, telah lama ada di atmosfer sebagai hasil produk dari aktivitas gunung berapi. Ia larut dalam lahar gunung berapi pada tekanan yang tinggi di dalam mantel bumi. Kandungan karbon monoksida dalam gas gunung berapi bervariasi dari kurang dari 0,01% sampai sebanyak 2% bergantung pada gunung berapi tersebut. Oleh karena sumber alami karbon monoksida bervariasi dari tahun ke tahun, sangatlah sulit untuk secara akurat menghitung emisi alami gas tersebut.

Karbon monoksida memiliki efek radiative forcing secara tidak langsung dengan menaikkan konsentrasi metana dan ozon troposfer melalui reaksi kimia dengan konstituen atmosfer lainnya (misalnya radikal hidroksil OH-) yang sebenarnya akan melenyapkan metana dan ozon. Dengan proses alami di atmosfer, karbon monoksida pada akhirnya akan teroksidasi menjadi karbon dioksida. Konsentrasi karbon monoksida memiliki jangka waktu pendek di atmosfer.

CO antropogenik dari emisi automobil dan industri memberikan kontribusi pada efek rumah kaca dan pemanasan global. Di daerah perkotaan, karbon monoksida, bersama dengan aldehida, bereaksi secara fotokimia, meghasilkan radikal peroksi. Radikal peroksi bereaksi dengan nitrogen oksida dan meningkatkan rasio NO2 terhadap NO, sehingga mengurangi jumlah NO yang tersedia untuk bereaksi dengan ozon. Karbon monoksida juga merupakan konstituen dari asap rokok.
Bagaimana Gas Ini Membunuh?
Quote:
Karbon monoksida sangatlah beracun dan tidak berbau maupun berwarna. Ia merupakan sebab utama keracunan yang paling umum terjadi di beberapa negara.Paparan dengan karbon monoksida dapat mengakibatkan keracunan sistem saraf pusat dan jantung. Setelah keracunan, sering terjadi sekuelae yang berkepanjangan. Karbon monoksida juga memiliki efek-efek buruk bagi bayi dari wanita hamil. Gejala dari keracunan ringan meliputi sakit kepala dan mual-mual pada konsentrasi kurang dari 100 ppm. Konsentrasi serendah 667 ppm dapat menyebabkan 50% hemoglobin tubuh berubah menjadi karboksihemoglobin (HbCO). Karboksihemoglobin cukup stabil, namun perubahan ini reversibel. Karboksihemoglobin tidaklah efektif dalam menghantarkan oksigen, sehingga beberapa bagian tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Sebagai akibatnya, paparan pada tingkap ini dapat membahayakan jiwa. Di Amerika Serikat, organisasi Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja membatasi paparan di tempat kerja sebesar 50 ppm.

Mekanisme bagaimana karbon monoksida mengakibatkan efek keracunan belum sepenuhnya dimegerti, namun hemoglobin, mioglobin, dan sitosom oksidase mitokondria diduga terkompromi (compromised). Kebanyakan pengobatan terdiri dari pemberian 100% oksigen atau terapi oksigen hiperbarik, walaupun pengobatan ini masih kontroversial.Keracunan karbon monoksida domestik dapat dicegah dengan menggunakan detektor karbon monoksida.
Beberapa Sumber Penghasil Karbon Monoksida
Quote:


0.1 ppm - kadar latar alami atmosfer
0.5 to 5 ppm - rata-rata kadar latar di rumah
5 to 15 ppm - kadar dekat kompor gas rumah
100-200 ppm - daerah pusat kota Meksiko
5,000 ppm - cerobong asap rumah dari pembakaran kayu
7,000 ppm - gas knalpot mobil yang tidak diencerkan - tanpa pengubah katalitik
30,000 ppm - asap rokok yang tidak diencerkan
Pertolongan Pertama Pada Korban
Quote:


  1. Segera Bawa korban ke tempat yang jauh dan aman daru sumber karbon monoksida
  2. longgarkan pakaian korban untuk memudahkan ia bernafas
  3. pastikan korban masih bernafas dan segera berikan oksigen murni
  4. korban harus istirahat dan tidak diperbolehkan sama sekali untuk banyak gerak
  5. setelah itu baru bawa korban ke rumah sakit terdekat
Untuk Di Mobil,Berikut ada tips pencegahan
Quote:
  1. Rutin memeriksakan sistem pembuangan kendaraan setiap tahunnya, kebocoran kecil saja pada sistem pembungannya bisa memicu gas beracun karbon monoksida masuk ke dalam mobil.
  2. Jangan pernah menyalakan mobil di dalam garasi tertutup, karbon monoksida bisa cepat memenuhi ruangan tersebut. Sebaiknya membuka jendela dan pintu ketika mobil berhenti sehingga sirkulasi udara berjalan dengan baik dan udara luar bisa menetralisisr karbon monoksida.
  3. Jika ingin beristirahat dalam mobil, jangan menutup semua kaca dan pintu dengan penyejuk udara yang masih menyala. Banyak kasus kematian dalam mobil akibat tertidur dan keracunan gas karbon monoksida.
  4. Periksa Sistem AC apakah ada atau tidak kebocoran
Info Tambahan

Quote:
Tidak Seperti Indonesia,Di Amerika hampir semua tempat tinggal terutama kota-kota besar seperti New York telah di pasangi Karbon Monoksida Detektor Minimal Satu Perangkat.Dengan adanya alat ini dapat meminimalisir korban yang jatuh akibat paparan gas mematikan ini,apalagi di daerah penuh polutan seperti New York.Di Indonesia sendiri alat semacam ini sudah tersedia,Namun karena kurangnya sosialisasi tidak banyak masyarakat yang tahu.
from

Bahaya Lampu Menyala Saat Tidur, Waspada Untuk Anak

Anak-anak yang tidur dengan lampu menyala beresiko mengidap leukemia. Para ilmuwan menemukan bahwa tubuh perlu suasana gelap dalam menghasilkan zat kimia pelawan kanker. Bahkan ketika menyalakan lampu toilet, begadang, bepergian melintas zona waktu, lampu-lampu jalanan dapat menghentikan produksi zat melatonin.
Tubuh memerlukan zat kimia untuk mencegah kerusakan DNA dan ketiadaan zat melatonin tersebut akan menghentikan asam lemak menjadi tumor dan mencegah pertumbuhannya.

Prof. Russle Reiter dari Texas University yang memimpin penelitian tersebut mengatakan “Sekali Anda tidur dan tidak mematikan lampu selama 1 menit. Otak Anda segera mendeteksi bahwa lampu menyala seharian dan produksi zat melatonin menurun”.


Jumlah anak-anak pengidap leukimia naik menjadi dua kali lipat dalam kurun 40 tahun terakhir. Sekitar 500 anak muda dibawah 15 tahun didiagnosa menderita penyakit ini pertahun dan sekitar 100 orang meninggal.


Sebuah konferensi tentang anak penderita leukimia diadakan di London menyatakan bahwa orang menderita kanker akibat terlalu lama memakai lampu waktu tidur dimalam hari dibanding dengan yang tidak pernah memakai lampu waktu tidur.


Hal ini menekan produksi melatonin dimana normalnya terjadi antara jam 9 malam s/d jam 8 pagi. Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa orang-orang yang paling mudah terserang adalah para pekerja shift yang memiliki resiko terkena kanker payudara.


Pada kenyataannya, Orang-orang buta tidak rentan terhadap melatonin memiliki resiko yang lebih rendah mengidap kanker. Maka para orang tua disarankan utk menggunakan bola lampu yang suram berwarna merah atau kuning jika anak-anaknya takut pada kegelapan.
sumber
RAMALAN JAYABAYA

RAMALAN JAYABAYA

Ramalan Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang dipercaya ditulis oleh Jayabaya, raja Kerajaan Kadiri. Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa.
Maharaja Jayabaya adalah raja Kadiri yang memerintah sekitar tahun 1135-1157. Nama gelar lengkapnya adalah Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa.
  1. Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran — Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
  2. Tanah Jawa kalungan wesi — Pulau Jawa berkalung besi.
  3. Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang — Perahu berlayar di ruang angkasa.
  4. Kali ilang kedhunge — Sungai kehilangan lubuk.
  5. Pasar ilang kumandhang — Pasar kehilangan suara.
  6. Iku tandha yen tekane jaman Jayabaya wis cedhak — Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
  7. Bumi saya suwe saya mengkeret — Bumi semakin lama semakin mengerut.
  8. Sekilan bumi dipajeki — Sejengkal tanah dikenai pajak.
  9. Jaran doyan mangan sambel — Kuda suka makan sambal.
  10. Wong wadon nganggo pakeyan lanang — Orang perempuan berpakaian lelaki.
  11. Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking jaman— Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik
  12. Akeh janji ora ditetepi — Banyak janji tidak ditepati.
  13. Akeh wong wani nglanggar sumpahe dhewe— Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
  14. Manungsa padha seneng nyalah— Orang-orang saling lempar kesalahan.
  15. Ora ngendahake hukum Allah— Tak peduli akan hukum Allah.
  16. Barang jahat diangkat-angkat— Yang jahat dijunjung-junjung.
  17. Barang suci dibenci— Yang suci (justru) dibenci.
  18. Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit— Banyak orang hanya mementingkan uang.
  19. Lali kamanungsan— Lupa jati kemanusiaan.
  20. Lali kabecikan— Lupa hikmah kebaikan.
  21. Lali sanak lali kadang— Lupa sanak lupa saudara.
  22. Akeh bapa lali anak— Banyak ayah lupa anak.
  23. Akeh anak wani nglawan ibu— Banyak anak berani melawan ibu.
  24. Nantang bapa— Menantang ayah.
  25. Sedulur padha cidra— Saudara dan saudara saling khianat.
  26. Kulawarga padha curiga— Keluarga saling curiga.
  27. Kanca dadi mungsuh — Kawan menjadi lawan.
  28. Akeh manungsa lali asale — Banyak orang lupa asal-usul.
  29. Ukuman Ratu ora adil — Hukuman Raja tidak adil
  30. Akeh pangkat sing jahat lan ganjil— Banyak pejabat jahat dan ganjil
  31. Akeh kelakuan sing ganjil — Banyak ulah-tabiat ganjil
  32. Wong apik-apik padha kapencil — Orang yang baik justru tersisih.
  33. Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin — Banyak orang kerja halal justru malu.
  34. Luwih utama ngapusi — Lebih mengutamakan menipu.
  35. Wegah nyambut gawe — Malas menunaikan kerja.
  36. Kepingin urip mewah — Inginnya hidup mewah.
  37. Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka — Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.
  38. Wong bener thenger-thenger — Si benar termangu-mangu.
  39. Wong salah bungah — Si salah gembira ria.
  40. Wong apik ditampik-tampik— Si baik ditolak ditampik.
  41. Wong jahat munggah pangkat— Si jahat naik pangkat.
  42. Wong agung kasinggung— Yang mulia dilecehkan
  43. Wong ala kapuja— Yang jahat dipuji-puji.
  44. Wong wadon ilang kawirangane— perempuan hilang malu.
  45. Wong lanang ilang kaprawirane— Laki-laki hilang perwira/kejantanan
  46. Akeh wong lanang ora duwe bojo— Banyak laki-laki tak mau beristri.
  47. Akeh wong wadon ora setya marang bojone— Banyak perempuan ingkar pada suami.
  48. Akeh ibu padha ngedol anake— Banyak ibu menjual anak.
  49. Akeh wong wadon ngedol awake— Banyak perempuan menjual diri.
  50. Akeh wong ijol bebojo— Banyak orang tukar pasangan.
  51. Wong wadon nunggang jaran— Perempuan menunggang kuda.
  52. Wong lanang linggih plangki— Laki-laki naik tandu.
  53. Randha seuang loro— Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
  54. Prawan seaga lima— Lima perawan lima picis.
  55. Dhudha pincang laku sembilan uang— Duda pincang laku sembilan uang.
  56. Akeh wong ngedol ngelmu— Banyak orang berdagang ilmu.
  57. Akeh wong ngaku-aku— Banyak orang mengaku diri.
  58. Njabane putih njerone dhadhu— Di luar putih di dalam jingga.
  59. Ngakune suci, nanging sucine palsu— Mengaku suci, tapi palsu belaka.
  60. Akeh bujuk akeh lojo— Banyak tipu banyak muslihat.
  61. Akeh udan salah mangsa— Banyak hujan salah musim.
  62. Akeh prawan tuwa— Banyak perawan tua.
  63. Akeh randha nglairake anak— Banyak janda melahirkan bayi.
  64. Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne— Banyak anak lahir mencari bapaknya.
  65. Agama akeh sing nantang— Agama banyak ditentang.
  66. Prikamanungsan saya ilang— Perikemanusiaan semakin hilang.
  67. Omah suci dibenci— Rumah suci dijauhi.
  68. Omah ala saya dipuja— Rumah maksiat makin dipuja.
  69. Wong wadon lacur ing ngendi-endi— Di mana-mana perempuan lacur
  70. Akeh laknat— Banyak kutukan
  71. Akeh pengkianat— Banyak pengkhianat.
  72. Anak mangan bapak—Anak makan bapak.
  73. Sedulur mangan sedulur—Saudara makan saudara.
  74. Kanca dadi mungsuh—Kawan menjadi lawan.
  75. Guru disatru—Guru dimusuhi.
  76. Tangga padha curiga—Tetangga saling curiga.
  77. Kana-kene saya angkara murka — Angkara murka semakin menjadi-jadi.
  78. Sing weruh kebubuhan—Barangsiapa tahu terkena beban.
  79. Sing ora weruh ketutuh—Sedang yang tak tahu disalahkan.
  80. Besuk yen ana peperangan—Kelak jika terjadi perang.
  81. Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor—Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.
  82. Akeh wong becik saya sengsara— Banyak orang baik makin sengsara.
  83. Wong jahat saya seneng— Sedang yang jahat makin bahagia.
  84. Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul— Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
  85. Wong salah dianggep bener—Orang salah dipandang benar.
  86. Pengkhianat nikmat—Pengkhianat nikmat.
  87. Durjana saya sempurna— Durjana semakin sempurna.
  88. Wong jahat munggah pangkat— Orang jahat naik pangkat.
  89. Wong lugu kebelenggu— Orang yang lugu dibelenggu.
  90. Wong mulya dikunjara— Orang yang mulia dipenjara.
  91. Sing curang garang— Yang curang berkuasa.
  92. Sing jujur kojur— Yang jujur sengsara.
  93. Pedagang akeh sing keplarang— Pedagang banyak yang tenggelam.
  94. Wong main akeh sing ndadi—Penjudi banyak merajalela.
  95. Akeh barang haram—Banyak barang haram.
  96. Akeh anak haram—Banyak anak haram.
  97. Wong wadon nglamar wong lanang—Perempuan melamar laki-laki.
  98. Wong lanang ngasorake drajate dhewe—Laki-laki memperhina derajat sendiri.
  99. Akeh barang-barang mlebu luang—Banyak barang terbuang-buang.
  100. Akeh wong kaliren lan wuda—Banyak orang lapar dan telanjang.
  101. Wong tuku ngglenik sing dodol—Pembeli membujuk penjual.
  102. Sing dodol akal okol—Si penjual bermain siasat.
  103. Wong golek pangan kaya gabah diinteri—Mencari rizki ibarat gabah ditampi.
  104. Sing kebat kliwat—Siapa tangkas lepas.
  105. Sing telah sambat—Siapa terlanjur menggerutu.
  106. Sing gedhe kesasar—Si besar tersasar.
  107. Sing cilik kepleset—Si kecil terpeleset.
  108. Sing anggak ketunggak—Si congkak terbentur.
  109. Sing wedi mati—Si takut mati.
  110. Sing nekat mbrekat—Si nekat mendapat berkat.
  111. Sing jerih ketindhih—Si hati kecil tertindih
  112. Sing ngawur makmur—Yang ngawur makmur
  113. Sing ngati-ati ngrintih—Yang berhati-hati merintih.
  114. Sing ngedan keduman—Yang main gila menerima bagian.
  115. Sing waras nggagas—Yang sehat pikiran berpikir.
  116. Wong tani ditaleni—Si tani diikat.
  117. Wong dora ura-ura—Si bohong menyanyi-nyanyi
  118. Ratu ora netepi janji, musna panguwasane—Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
  119. Bupati dadi rakyat—Pegawai tinggi menjadi rakyat.
  120. Wong cilik dadi priyayi—Rakyat kecil jadi priyayi.
  121. Sing mendele dadi gedhe—Yang curang jadi besar.
  122. Sing jujur kojur—Yang jujur celaka.
  123. Akeh omah ing ndhuwur jaran—Banyak rumah di punggung kuda.
  124. Wong mangan wong—Orang makan sesamanya.
  125. Anak lali bapak—Anak lupa bapa.
  126. Wong tuwa lali tuwane—Orang tua lupa ketuaan mereka.
  127. Pedagang adol barang saya laris—Jualan pedagang semakin laris.
  128. Bandhane saya ludhes—Namun harta mereka makin habis.
  129. Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan—Banyak orang mati lapar di samping makanan.
  130. Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara—Banyak orang berharta tapi hidup sengsara.
  131. Sing edan bisa dandan—Yang gila bisa bersolek.
  132. Sing bengkong bisa nggalang gedhong—Si bengkok membangun mahligai.
  133. Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil—Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih.
  134. Ana peperangan ing njero—Terjadi perang di dalam.
  135. Timbul amarga para pangkat akeh sing padha salah paham—Terjadi karena para pembesar banyak salah faham.
  136. Durjana saya ngambra-ambra—Kejahatan makin merajalela.
  137. Penjahat saya tambah—Penjahat makin banyak.
  138. Wong apik saya sengsara—Yang baik makin sengsara.
  139. Akeh wong mati jalaran saka peperangan—Banyak orang mati karena perang.
  140. Kebingungan lan kobongan—Karena bingung dan kebakaran.
  141. Wong bener saya thenger-thenger—Si benar makin tertegun.
  142. Wong salah saya bungah-bungah—Si salah makin sorak sorai.
  143. Akeh bandha musna ora karuan lungane—Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe Banyak harta hilang entah ke mana, Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa.
  144. Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram—Banyak barang haram, banyak anak haram.
  145. Bejane sing lali, bejane sing eling—Beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar.
  146. Nanging sauntung-untunge sing lali—Tapi betapapun beruntung si lupa.
  147. Isih untung sing waspada—Masih lebih beruntung si waspada.
  148. Angkara murka saya ndadi—Angkara murka semakin menjadi.
  149. Kana-kene saya bingung—Di sana-sini makin bingung.
  150. Pedagang akeh alangane—Pedagang banyak rintangan.
  151. Akeh buruh nantang juragan—Banyak buruh melawan majikan.
  152. Juragan dadi umpan—Majikan menjadi umpan.
  153. Sing suwarane seru oleh pengaruh—Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
  154. Wong pinter diingar-ingar—Si pandai direcoki.
  155. Wong ala diuja—Si jahat dimanjakan.
  156. Wong ngerti mangan ati—Orang yang mengerti makan hati.
  157. Bandha dadi memala—Hartabenda menjadi penyakit
  158. Pangkat dadi pemikat—Pangkat menjadi pemukau.
  159. Sing sawenang-wenang rumangsa menang — Yang sewenang-wenang merasa menang
  160. Sing ngalah rumangsa kabeh salah—Yang mengalah merasa serba salah.
  161. Ana Bupati saka wong sing asor imane—Ada raja berasal orang beriman rendah.
  162. Patihe kepala judhi—Maha menterinya benggol judi
  163. Wong sing atine suci dibenci—Yang berhati suci dibenci
  164. Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat—Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa.
  165. Pemerasan saya ndadra—Pemerasan merajalela.
  166. Maling lungguh wetenge mblenduk — Pencuri duduk berperut gendut.
  167. Pitik angrem saduwure pikulan—Ayam mengeram di atas pikulan.
  168. Maling wani nantang sing duwe omah—Pencuri menantang si empunya rumah.
  169. Begal pada ndhugal—Penyamun semakin kurang ajar.
  170. Rampok padha keplok-keplok—Perampok semua bersorak-sorai.
  171. Wong momong mitenah sing diemong—Si pengasuh memfitnah yang diasuh
  172. Wong jaga nyolong sing dijaga—Si penjaga mencuri yang dijaga.
  173. Wong njamin njaluk dijamin—Si penjamin minta dijamin.
  174. Akeh wong mendem donga—Banyak orang mabuk doa.
  175. Kana-kene rebutan unggul—Di mana-mana berebut menang.
  176. Angkara murka ngombro-ombro—Angkara murka menjadi-jadi.
  177. Agama ditantang—Agama ditantang.
  178. Akeh wong angkara murka—Banyak orang angkara murka.
  179. Nggedhekake duraka—Membesar-besarkan durhaka.
  180. Ukum agama dilanggar—Hukum agama dilanggar.
  181. Prikamanungsan di-iles-iles—Perikemanusiaan diinjak-injak.
  182. Kasusilan ditinggal—Tata susila diabaikan
  183. Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi—Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.
  184. Wong cilik akeh sing kepencil—Rakyat kecil banyak tersingkir.
  185. Amarga dadi korbane si jahat sing jajil—Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
  186. Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit—Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit.
  187. Lan duwe prajurit—Dan punya prajurit.
  188. Negarane ambane saprawolon—Lebar negeri seperdelapan dunia.
  189. Tukang mangan suap saya ndadra—Pemakan suap semakin merajalela.
  190. Wong jahat ditampa—Orang jahat diterima.
  191. Wong suci dibenci—Orang suci dibenci.
  192. Timah dianggep perak—Timah dianggap perak.
  193. Emas diarani tembaga—Emas dibilang tembaga
  194. Dandang dikandakake kuntul—Gagak disebut bangau.
  195. Wong dosa sentosa—Orang berdosa sentosa.
  196. Wong cilik disalahake—Rakyat jelata dipersalahkan.
  197. Wong nganggur kesungkur—Si penganggur tersungkur.
  198. Wong sregep krungkep—Si tekun terjerembab.
  199. Wong nyengit kesengit—Orang busuk hati dibenci.
  200. Buruh mangluh—Buruh menangis.
  201. Wong sugih krasa wedi—Orang kaya ketakutan.
  202. Wong wedi dadi priyayi—Orang takut jadi priyayi.
  203. Senenge wong jahat—Berbahagialah si jahat.
  204. Susahe wong cilik—Bersusahlah rakyat kecil.
  205. Akeh wong dakwa dinakwa—Banyak orang saling tuduh.
  206. Tindake manungsa saya kuciwa—Ulah manusia semakin tercela.
  207. Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi—Para raja berunding negeri mana yang dipilih dan disukai.
  208. Wong Jawa kari separo—Orang Jawa tinggal separo.
  209. Landa-Cina kari sejodho — Belanda-Cina tinggal sepasang.
  210. Akeh wong ijir, akeh wong cethil—Banyak orang kikir, banyak orang bakhil.
  211. Sing eman ora keduman—Si hemat tidak mendapat bagian.
  212. Sing keduman ora eman—Yang mendapat bagian tidak berhemat.
  213. Akeh wong mbambung—Banyak orang berulah dungu.
  214. Akeh wong limbung—Banyak orang limbung.
  215. Selot-selote mbesuk wolak-waliking jaman teka—Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya zaman.
Tentang Seseorang Yang Mati Tadi Pagi

Tentang Seseorang Yang Mati Tadi Pagi

TENTANG SESEORANG YANG MATI TADI PAGI
Cerpen Agus Noor

1.            SEBAGAIMANA sudah ia yakini sejak lama, ia akan mati hari ini, tepat pukul sembilan pagi. Ia ingin segalanya berlangsung tenang dan nyaman. Ia ingin menikmati detik-detik kematiannya dengan karib. Maka ia pun mandi, merasakan air yang meresap lembut dalam pori-porinya dengan kesegaran yang berbeda dari biasanya. Kulitnya terasa lebih peka. Ia bisa merasakan gesekan yang sangat lembut pelan, ketika sebutir air bergulir di ujung hidungnya. Bahkan ia bisa merasakan dingin yang menggeletarkan bulu-bulu matanya. Betapa waktu yang berdenyut lembut membuat perasaannya terhanyut. Dan ia memejam, mencoba merasakan segala suara dan keretap cahaya yang masuk lewat celah ventilasi kamar mandi. Ia merasa bersyukur, betapa ia telah lama mengetahui kematiannnya sendiri, hingga bisa mempersiapkan segalanya tanpa tergesa-gesa. Ia memotong kuku, mencukur cambang, dan merapikan kumisnya yang tipis. Ia ingat, teman-temannya selalu bilang kalau ia terlihat lebih ganteng bila berkumis tipis. Ia tersnyum. Ia ingin tampak ganteng saat mati pagi ini. Ia menyisir rambuhnya belah tengah, mengoleskan minyak rambut hingga tampak klimis, mengenakan pakaian terbaik miliknya, kemeja motif batik, dan tentu ia tak lupa menyemprotkan minyak wangi. Sedikit di bawah ketiak, di leher, di lengan dan menggosoknya pelan. Ia tak ingin wangi yang berlebihan.

      Ini akan jadi kematian yang menyenangkan, batinnya. Sungguh ia merasa beruntung karena bisa menikmati kematian seperti ini. Ia tak perlu susah-susah beli racun, lalu menenggaknya. Alangkah menyedihkan mati seperti itu. Ia juga tak perlu repot-repot menyiapkan tali, dan menggantung diri. Mati dengan cara seperti itu selalu menimbulkan kerumitan tersendiri. Ia pun tak perlu menabrakkan diri ke laju kereta api. Betapa tidak sedapnya mati dengan tubuh remuk terburai seperti itu: merepotkan dan menjijikkan. Orang-orang mesti memunguti tetelan tubuhnya yang berserakan di tanah dan lengket di bantalan rel kereta. Sungguh beruntung ia tak harus mati dengan cara-cara mengenaskan seperti itu. Ia tak perlu mati menderita lantaran usia tua atau penyakit menahun yang menggerogoti tubuhnya. Ia merasa segar – bahkan jauh merasa lebih segar dari hari-hari biasanya – hingga ia tak perlu merasa cemas kalau-kalau kematian akan membuatnya merasa kesakitan.

      Tinggal berbaring tenang di ranjang, dan membiarkan maut bersijengkat mendekatinya perlahan. Ia merasakan waktu yang beringsut berdenyut, dan cahaya mengusapnya lembut. Lihatlah, cahaya matahari seperti susu segar yang ditumpahkan ke lantai, terasa kental. Cahaya yang terlihat begitu jernih dan bening membuat semua benda lebih memancarkan warnanya. Permukaan meja kayu yang sudah ia bersihkan makin terlihat kecoklatan dan begitu detail alur serat kayunya. Barut tipis bekas paku pada cermin, nampak jelas. Sepasang sandal kulit di pojok terlihat bersih, warnanya yang coklat tampak lebih cerah. Detak jam begitu lembut. Kamarnya jadi terasa hangat dan menenangkan.

      Lewat jendela yang ia biarkan terbuka, ia bisa merasakan senyum bunga-bunga. Ia bisa mendengar suara lembut gesekan kelopak-kelopak bunga yang perlahan-lahan rekah. Ia mencium harum kambium meruap di udara yang ranum. Harum yang sebelumnya tak pernah ia cium. Juga bau aroma bawang goreng yang samar-samar mengambang di udara yang bergeletaran pelan, membuat setiap aroma jadi terasa begitu kental dalam penciumannya. Ia dengar suara sayap kupu-kupu yang terbang melintasi pagar. Beginikah rasanya saat kematian makin mendekat? Segala terasa melambat. Segala terasa lebih pekat dan hangat. Seperti ada yang memeluknya. Menyelimutinya dengan kesunyian. Seperti ada yang ingin membisikkan penghiburan di dekat telinganya. Dan ia merasakan ada yang perlahan mendekat, seakan mengingatkan agar ia berkemas, meski tak perlu bergegas. Biarkan segalanya berjalan sebagaimana yang direncanakan. Ia akan mati dengan nyaman, tenang dan membahagiakan. Sungguh, bila saat-saat menjelang kematian ini merupakan saat-saat yang paling syahdu dalam hidupnya, ia ingin menghayati dan merasakan kesyahduan itu dengan sempurna. Mati, barangkali memang tak lebih melankoli, seperti puisi pucat pasi. Tapi ia ingin menghayati. Bukan untuk kenangan yang akan dibikinnya abadi, tapi sekadar ingin mengerti bagaimana rasanya mati.

      Ketika ia merasakan segalanya makin mendekat, ia pun segera menemui tukang kebun itu. Seperti yang telah lama ia rencanakan, ia pun pamit untuk penghabisan kali pada tukang kebun yang sudah menunggunya dengan sabar. “Ini sekadar biaya buat pemakaman. Maaf, bila saya merepotkan…” Kemudian ia berbaring tenang, hingga detik terakhir kematiannya datang.

2.      TEPAT pukul sembilan pagi, laki-laki itu pun mati. Alangkah menyenangkan bisa mati dengan lembut seperti itu, batin tukang kebun sembari memandangi jenazah yang terbaring tenang. Rasanya baru kali ini ia melihat wajah jenazah yang begitu bahagia. Bahkan dalam mati pun laki-laki itu tampak santun dan menyenangkan. Lalu tukang kebun itu teringat pada saat laki-laki itu datang hendak mengontrak kamar di rumah yang dijaganya. Laki-laki itu mengatakan, ia akan tinggal di sini untuk menanti kematian. Di sebutnya hari dan jam kapan ia akan mati. Tentu saja, ia – pada saat itu – menganggap laki-laki itu hanya bercanda. Usianya masih muda dan terlihat segar. Kematian memang tak bisa di duga, tetapi tukang kebun itu yakin laki-laki itu masih akan hidup lama. Tidak, katanya, saya akan mati. Dan, sekali lagi, disebutnya hari dan jam kapan persisnya ia akan mati.

      Laki-laki tampan yang kesepian, tukang kebun itu membatin, sambil menatap wajah tenang laki-laki itu. Mungkin dia hendak bunuh diri. Entah kenapa, tukang kebun itu tiba-tiba saja merasa kasihan. Semuda dan sebagus itu, tapi sudah putus asa dan memilih mati. Karena itulah, dengan halus dan sopan tukang kebun, yang dipercaya pemilik rumah untuk menjaga kamar-kamar kontrakan itu, menolak menerima laki-laki itu. Di sini bukan tempat yang pantas untuk mati, Nak. Kalau kau ingin bunuh diri, carilah tempat lain. Mati di kamar hotel yang sejuk pasti jauh lebih menyenangkan. Kamu bisa memilih tempat yang paling pantas buat kematianmu. Asal jangan di kontrakan ini.

      Tidak, Pak. Saya tak hendak bunuh diri. Sungguh. Saya memang mau mati, tetapi tak hendak bunuh diri. Sudah lama saya tahu, saya akan mati di tempat ini. Di kamar kontrakan yang sederhana dan tenang. Ini kematian yang telah saya pilih. Izinkan saya menentukan kematian saya sendiri, Pak. Karna itulah satu-satunya kebahagiaan yang saya miliki dalam hidup. Bukankah tak ada yang lebih menyenangkan selain kita tahu kapan di mana dan bagaimana kita mati? Kita bisa mempersiapkan segalanya sendiri. Kita bisa menantinya dengan tenang. Menyambutnya dengan cara yang paling karib. Dan saya ingin mati dengan tenang di sini, Pak.

      Bila itu lelucon, pastilah itu lelucon yang paling tak lucu. Tapi laki-laki itu tampak tak sedang berkelakar. Matanya yang teduh membuat tukang kebun itu terpesona dan mempercayai kata-katanya. Sepanjang ia menjaga rumah kontrakan ini, ia sudah bertemu banyak orang yang terlihat aneh, tertutup bahkan misterius, yang datang mengontrak kamar sebentar kemudian pergi dan tak pernah kembali. Rasanya laki-laki inilah yang paling aneh dan tak ia mengerti.

      Bahkan kini pun ia tak kunjung bisa mengerti, kenapa laki-laki itu bisa tahu dengan persis kapan ia mati. Ada rasa iri yang menyelusup ketika ia pelan-pelan menutup jenazah laki-laki itu dengan selimut yang sudah dipersiapkan. Rasanya memang tak ada yang lebih membahagiakan selain mengetahui kapan kita akan mati. Karna dengan begitu tak ada lagi rahasia yang menakutkan dalam hidup ini. Ah, betapa ia juga ingin mati seperti laki-laki ini. Mati dengan tenang – bahkan terasa riang – dan segalanya berlangsung dengan biasa dan sederhana. 
 3.       DI warung kopi, sore itu, sahabatmu mendengar tukang kebun itu bercerita tentang seseorang yang baru saja mati dengan tenang dan bahagia, tadi pagi. “Aku menyaksikannya sendiri, detik-detik ketika ia perlahan-lahan mati,” tukang kebun itu bercerita, dan sahabatmu mendengarkan sembari menyeruput kopi. “Aku merasakan cahaya yang perlahan jadi lanum. Seperti ada yang perlahan mendekat, seperti langkah-langkah ringan yang melompati jendela dan masuk ke dalam kamar di mana laki-laki itu berbaring tenang. Aku bayangkan maut mengecup keningnya pelan, dan ia tersenyum. Pada detik itulah aku merasakan ada cahaya kelabu lembut, yang lebih tipis dari kabut, melayang terbang mengelangut serupa senandung maut…”

      Setiap sore, sahabatmu memang suka mampir ke warung kopi di sudut jalan itu. Tak seperti sore-sore biasanya, yang gaduh dengan celoteh dan percakapan, sore itu sahabatmu merasakan kemurungan yang luar biasa. Kemurungan, yang sepertinya terbawa oleh cerita tukang kebun itu.“Betapa aku ingin mati seperti laki-laki itu,” suara tukang kebun itu terdengar gemetar dan hambar. “Aku sudah tua, aku sering membayangkan aku akan mati kesepian. Tapi aku selalu cemas karena tak pernah tahu kapan.”

     Sembari terus diam mengetuk-ngetuk tepian cangkir dengan ujung-ujung jari, pura-pura abai pada cerita tukang kebun itu, seketika sahabatmu terkenang pada cerita yang sering kau kisahkan perihal seseorang, yang pernah menjadi karib dalam hidupmu, tetapi kemudian memilih hidup menyendiri untuk menanti mati. Biasanya, sahabatmu begitu betah menghabiskan waktu di warung kopi itu. Tapi cerita kematian yang dituturkan tukang kebun itu membuatnya ingin cepat-cepat bertemu denganmu.

4.         KAU hanya terdiam, saat sabahatmu bercerita. “Begitulah yang kudengar dari tukang kebun itu, ia sudah mati dengan tenang dan bahagia pagi tadi, tepat jam sembilan pagi.” Biasanya, menghabiskan waktu berjaga, kau dan sahabatmu akan bertukar kelakar sembari bermain kartu, untuk mengusir kantuk dan jemu. Bertahun-tahun menjadi penjaga malam di kamar mayat rumah sakit, kau sudah teramat tahu, bahwa kematian terasa lebih menakutkan ketika dipercakapkan pelan-pelan. Tapi kau sudah terbiasa dengan ketakutan seperti itu. Ketakutan yang selalu muncul bersama bau yang membeku di udara. Bau yang sepertinya sengaja ditinggalkan maut untuk sekadar menjadi tanda. Kau selalu membayangkan bau itu seperti jejak – atau tapak – kaki kucing yang mungil. Jejak yang melekat di lantai dan tembok dan mengapung di udara. Kau sering melihatnya ada di mana-mana, membuatmu seperti bocah pramuka yang sedang mencari jejak agar tak tersesat. Kau bisa mencium bau kematian itu bergerak pelan, tetapi kau tak pernah tahu pasti kapan kematian akan menjemputmu. Kau hanya merasa. Tapi tak kuasa menduga. Dan itu selalu menakutkan. Mencemaskan. Tapi juga selalu membuatmu penasaran.

      Itulah sebabnya kenapa kau melamar – dan akhirnya diterima – jadi penjaga malam di kamar mayat rumah sakit. Kau hanya mau giliran jaga malam, karna kau percaya kematian akan jauh lebih terasa pada malam hari. Seperti tinta hitam yang dituangkan ke kolam. Kau jadi seperti bisa meraba dan menyentuhnya. Kau suka sekali memandangi mayat yang terbaring beku dan pucat. Memandanginya lama-lama. Menyentuh dan merasakan tilas hangat yang masih tersimpan di bawah kulit. Sering kau merasakan denyut lembut yang masih terasa merayapi otot mayat-mayat itu.

      Dan malam ini, kau jadi makin mencintai bau kematian, saat sahabatmu menceritakan kematianku tadi pagi. Kau ingin menangis – entah kenapa. Yang pasti bukan karena kehilangan. Kau hanya merasa betapa menyenangkannya bisa mengetahui kematian sendiri. Karena itu, kau pun dulu tampak iri ketika aku bercerita betapa aku telah mengetahui kapan aku mati. Kau merasa iri, karena aku kau anggap telah mampu memecahkan teka-teki.

      “Kau tahu,” ucapmu pelan pada sahabatmu yang bersandar di kursi, “aku selalu menginginkan kematian yang tenang dan bahagia seperti itu.” Dan kau pun mencoba membayangkan kelopak mataku yang tampak rapuh ketika perlahan terkatup. Kau bayangkan sisa redup cahaya terakhir yang melekat di retina mataku. Kau ingin sekali bisa bertemu denganku. Kau ingin sekali bertanya, bagaimana mengetahui kunci teka-teki kematian sendiri, dan mati dengan begitu tenang. Begitu bahagia. Ingin sekali kau tanyakan itu kepadaku yang telah mati jam sembilan pagi tadi.

Yogyakarta, 2007

Fakta Menakjubkan Tentang Bulan

Usia Bulan:
Usia bulan lebih tua dari yang diperkirakan, bahkan diperkirakan lebih tua daripada bulan dan matahari itu sendiri! Umur Bumi paling tua yang bisa diperkirakan adalah 4.6 Milyar tahun. Sementara itu batuan Bulan malah sudah berumur 5.3 Milyar tahun. Bulan lebih tua 1 milyar tahun ketimbang Bumi!

Lebih keras diatas:
Normalnya sebuah planet akan keras di dalam dan makin lama makin lembut diatas, seperti bumi kita. Tidak demikian hal nya dengan bulan. Bagian dalam bulan seperti berongga, sementara bagian atasnya keras sekeras Titanium. Hal ini lah yang menyebabkan bahwa bulan bagaimanapun juga sangat kuat dan tahan serangan. Kawah terbesar di Bulan berdiameter 300KM, dengan kedalaman hanya 6.4KM. Sementara itu, menurut hitungan ilmuwan, jika batuan yang menubruk bulan tadi, menubruk Bumi, maka akan terbentuk lubang paling tidak sedalam 1.200KM!

Bulan yang berongga juga dibuktikan saat kru Apollo yang meninggalkan Bulan, membuang kembali sisa pesawat yang tidak digunakan kembali ke Bulan . Hasilnya, sebuah gempa dan gema pada permukaan bulan terjadi selama 15 menit. Penemuan ini diulang kembali oleh kru Apollo 13, yang kali ini jatuh lebih keras, menimbulkan gema selama 3 jam 20 menit.

Ibaratnya seperti sedang membunyikan lonceng yang kemudian berdentang, hanya saja karena tidak ada udara, maka suara dentang lonceng yang dihasilkan tidak bisa didengar oleh manusia. Sementara itu, penemuan ini dipertanyakan oleh Carl Sagan, bahwa satelit alamiah nggak mungkin kopong dalam nya.

Bebatuan Bulan:
Asal usul batuan dan debu bulan sendiri tidak jelas, karena perbedaan komposisi pembentuk bulan yang berbeda sekali dengan komposisi batuannya. Batu yang pernah diambil team apollo sebesar 380KG lebih, menunjukkan ada nya bahan unik dan langka seperti Titanium murni, kromium, itrium, dan lain lain. Logam ini sangat keras, tahan panas, anti oksidasi. Jenis logam ini tidak terdapat secara alamiah di alam, dan jelas tidak mungkin terbentuk secara alamiah.

Para ilmuwan juga mengalami kesulitan menembus sisi luar bulan sewaktu mereka mengebor bagian terluar bulan. Setelah di teliti, bagian yang di bor tadi adalah sebuah mineral dengan kandungan titanium, uranium 236 dan neptunium 237. Bahan bahan super keras anti karat, yang juga tidak mungkin terbentuk secara alamiah, karena digunakan di bumi untuk membuat pesawat stealth. Kemungkinan besar, ini logam hasil sepuhan manusia!

Batuan bulan juga entah bagaimana sangat magnetik. Padahal tidak ada medan magnet di Bulan itu sendiri. Berbeda dengan bumi yang banyak sekali mengandung medan magnet.

Air menguap:
Pada 7 Maret 1971, instrumen bulan yang dipasang oleh astronot merekam adanya air melewati permukaan bulan. Uap air tadi bertahan hingga 14 jam dan menutupi permukaan seluas 100 mil persegi.

Ukuran bulan = Matahari?
Bulan bisa menutupi matahari dalam gerhana bulan total, tapi ukurannya tidak sama. Yang menarik, jarak matahari ke bumi persis 395 kali lipat jarak bulan ke bumi, sedangkan diameter matahari persis 395 kali diameter bulan. Pada saat gerhana matahari total, ukuran bumi dan bulan persis sama, sehingga matahari bisa tertutup bulan secara sempurna. Hitungan ini terlalu cermat dan akurat jika hanya merupakan kebetulan astronomi semata.

Orbit yang aneh:
Orbit bulan merupakan satu satunya yang benar benar hampir bulat sempurna dari semua sistem tata surya kita. Berat utama bulan terletak lebih dekat 6000 kaki ketimbang pusat geometris nya, yang harusnya justru mengakibatkan orbit lengkung. Sesuatu yang tidak diketahui telah membuat bulan stabil pada poros nya. Suatu teori yang belum di yakini benar adanya juga mengatakan bahwa wajah bulan yang selalu sama di setiap hari nya karena adanya suatu hal yang menyebabkan itu. Yang pada intinya, tetap suatu kebetulan astronomi.

Asal usul bulan:
Teori bahwa bulan tadinya adalah sebagian dari bumi yang mental keluar bumi karena tumbukan hebat di masa lalu hampir saja di setujui oleh semua orang, setelah sebelumnya mereka mengira bahwa bulan terbentuk dari debu debu angkasa yang mampat menjadi satelit bumi. Belakangan ini teori menyebutkan bahwa jika bagian sebesar bulan terambil dari bumi, maka bumi tidak akan bisa bulat seperti sekarang. Dan jika bulan tidak berongga, maka tidak mungkin bulan bisa berada menjadi satelit bumi. Terlalu berat dan bulan akan menghantam bumi.

Teori teori asal usul bulan kembali dipertanyakan, dan teori paling gila sepanjang sejarah mulai muncul, bahwa bulan diciptakan dengan sengaja oleh manusia terdahulu sebagai alat bantu dalam navigasi dan juga astronomi!

Bulan adalah kapal luar angkasa?
Kesempurnaan bulan yang keterlaluan, dan berbagai anomali yang ada dibulan, plus ditambah banyaknya benda benda terbang tak dikenal di bulan membuat banyak pihak mengatakan bahwa kemungkinan besar bulan adalah sebuah pesawat luar angkasa super besar yang diciptakan oleh mahluk cerdas pendahulu kita. Dan bulan BELUM ditinggalkan oleh penghuni nya! Semua kru Apollo dan astronot astronot lain atau peneliti bulan, semuanya telah melihat cahaya cahya adan benda benda terbang tak dikenal yang lalu lalang diantara bulan, muncul dan hilang begitu saja, bahkan selalu menyertai setiap kedatangan dan kepergian para team astronot yang mengunjungi bulan.
Asal Usul Tata Letak Huruf Pada Keyboard

Asal Usul Tata Letak Huruf Pada Keyboard

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/thumb/5/51/KB_United_States-NoAltGr.svg/450px-KB_United_States-NoAltGr.svg.png

Pernahkah agan bertanya, mengapa susunan huruf dalam keyboard mesin ketik, komputer, hingga PDA kita berupa “QWERTYUIOP” dan seterusnya? Mengapa tidak dibuat saja berurutan seperti “ABCDEFGH” dan seterusnya? Mungkin sebagian dari agan sudah tahu ceritanya, tetapi kalau-kalau agan belum tahu ane copas di sini.

Konon, keyboard tersebut sudah diciptakan sejak tahun 1860an oleh Sholes dan Dunsmore. Awalnya mereka membuatnya berurutan sesuai abjad. Namun, lambat laun seiring dengan meningkatnya kemampuan (kebiasaan) user, kecepatan mengetik menjadi lebih cepat padahal mekanisme mesin saat itu masih sederhana. Akibatnya, (baris) tombol tertentu menjadi sering macet dan menghambat pekerjaan.

Berdasar pengalaman mereka, akhirnya disusunlah keyboard yang sengaja dipersulit dan dibuat tidak efisien agar keyboard tidak mudah jammed. Desain mesin ketik itu kemudian dijual ke Remington untuk diproduksi secara massal tahun 1873. Susunannya terbagi dalam empat baris, baris teratas berupa “23456789-”, baris kedua “QWE.TYIUOP”, baris ketiga “XDFGHJKLM”, dan baris terbawah “AX&CVBN?;R”.

Seiring berjalannya waktu, teknologi berkembang pesat dan masalah tombol keyboard yang sering macet sudah teratasi dengan desain mekanik yang lebih baik. Sejumlah desain keyboard alternatif juga muncul di pasaran. Salah satu yang cukup populer adalah Dvorak Simplified Keyboard (DSK) yang dibuat oleh August Dvorak tahun 1936. Desain itu diklaim merupakan desain yang lebih efisien, cepat, dan egronomis.

QWERTY sebenarnya punya banyak kelemahan seperti membuat tangan kiri Anda overload terutama ketika menulis dalam bahasa Inggris (hal serupa saya rasakan ketika menulis dalam bahasa Indonesia). QWERTY juga membuat kelingking Anda overload. Penelitian menunjukkan bahwa distribusi huruf tidak merata sehingga jari Anda harus menyeberang dari baris ke baris—-bila dihitung jari tukang ketik tipikal akan berjalan lebih dari 20 mil per hari dibandingkan dengan DSK yang hanya 1 mil.

Sayangnya, orang tetap ogah berpaling dari desain “QWERTY” kendati desain tersebut bukan merupakan desain yang terbaik. Sekalipun teknologi sudah bisa mengatasi problem tombol yang nge-jam, orang tetap bertahan dengan desain “QWERTY” bukannya desain lain yang lebih superior. Alih-alih, QWERTY malah dinobatkan menjadi standar internasional di tahun 1966.

Hal yang sama juga terjadi di Microsoft Windows. Kita tentu tahu bahwa Windows bukanlah sistem operasi terbaik, entah itu dari segi keamanan, kemudahan, kinerja, sampai soal keindahan. Namun, karena penetrasi pasar Windows sudah begitu deras, orang mulai terbiasa menggunakan Windows dan sistem operasi tersebut menjadi terstandardisasi.

Apakah tidak ada yang lebih baik dari Windows? Tentu saja tidak. Namun orang perlu pikir-pikir beberapa kali sebelum berpaling dari standar tersebut. Mereka harus menghadapi barrier seperti faktor biaya, isu kompatibilitas, proses pembelajaran, faktor waktu, dan masih banyak lagi. Akibatnya jumlah mereka yang setia jauh lebih besar daripada yang murtad. Inilah yang menjadikan Windows atau QWERTY kemudian menjadi standar—-kendati mereka bukan yang terbaik.

Dalam dunia ilmiah, fenomena ini dijelaskan sebagai konsep path dependency dan network externality. Intinya, inovasi tidak menghasilkan outcome yang out of the blue, tetapi merupakan perkembangan yang bisa diprediksi dari yang sudah-sudah. Selain itu, value dari inovasi tersebut akan makin tinggi bila digunakan oleh makin banyak orang. Pada tahap tertentu, inovasi tersebut akan menjadi standar yang digunakan oleh umum.

SUPERSEMAR, Misteri Yang Tetap Belum Terpecahkan Keasliannya

1 Maret , Tragedi Supersemar , yang belum terungkap kebenarannya
Benarkah sampai sekarang belum terungkap kebenarnnya ?

Saat ini media sedang gencar-gencarnya mengungkap keberhasilan POLRI mengungkap Jaringan teroris di negeri ini sehingga kasus Bank Century mulai meredup. Namun sebenarnya ada peristiwa lain yang jauh lebih redup dari isu terkait Bank Century, yaitu terkait dengan Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun 1966 yang lalu.



Sebelum tahun 1997 bertepatan dengan lengsernya pemerintahan Soeharto Peristiwa Supersemar tersebut dianggap sebuah Sejarah yang benar dan tidak menimbulkan kontroversi yang besar pada saat itu. Namun setelah Presiden Soeharto lengser, maka banyak pihak yang mencoba mengungkap dan mencari tahu terkait kebenaran dari banyaknya Cerita Sejarah yang memungkinkan fakta dan kebenaran dari Sejarah tersebut di “skenario” oleh Presiden Soeharto kala itu.

Beberapa cerita Sejarah yang menimbulkan kontroversi pasca lengsernya Presiden Soeharto bisa kita lihat misalnya dalam kasus Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau yang lebih kita kenal dengan G-30-S-PKI. Dimana dalam sejarah pemberontakan tersebut hingga detik ini mungkin belum terungkap kebenaranya sehingga penayangan film terkait peristiwa tersebut saat ini juga dilarang. Bahkan sebelum itu, film tersebut seolah menjadi tontonan wajib tayang di Televisi.

Hal yang sama ternyata juga dialami dengan terkait Kebenaran dari Sejarah Supersemar ini, dimana sebagian dari kita tahu selama ini dan sebagaimanapula tercantum dalam keterangan Wikipedia disana di jelaskan bahwa Sejarah Supersemar yaitu sebuah Surat Perintah yang dikeluarkan oleh Presiden RI yang saat itu di pegang Oleh Presiden Soekarno yang diberikan kepada Jenderal Soeharto berisi perintah yang menginstruksikan Soeharto, selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengatasi situasi keamanan yang buruk pada saat itu.

Sehingga dengan adanya Surat tersebut seolah Soeharto memiliki wewenang yang sangat besar untuk mengeluarkan sebuah kebijakan-kebijakan strategis termasuk kebijakan-kebijakan politik. Hal inilah yang hingga detik ini mungkin masih membuat para Sejarawan belum bisa mengungkap kebenaran dari fakta Sejarah yang sebenarnya dari peristiwa tersebut.


Terkait dengan kebenaran dan Fakta Sejarah dari peristiwa Supersemar ini mungkin akan teramat sulit untuk mengungkap kebenaranya dikarenakan tokoh central dari peristiwa itu sendiri yaitu Suharto sudah meninggal, dan mungkin begitu juga dengan orang-orang atau saksi yang melihat dan tahu betul terkait kasus ini juga mungkin sudah meninggal. Sehingga jika dikembangkan lagipun akan mengalami kesulitan.


Mungkin yang harus kita lakukan saat ini adalah “Pelajaran”. Yup, Pelajaran. Sejarah Supersemar, Sejarah G-30-S-PKI dan peristiwa sejarah yang lain yang tidak berhasil diungkap dan terungkap kebenaran dan Fakta yang sesungguhnya menjadi pelajaran buat Bangsa ini supaya tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang serupa atau bahkan mungkin lebih buruk dari sebelumnya. Dan untuk mencegah hal tersebut maka dibutuhkan peran dari semua kalangan dan semua pihak untuk selalu dan selalu melihat dan merekam setiap peristiwa yang terjadi disekitar kita. Dan yang lebih penting adalah mengumpulkan catatan sejarah tersebut dalam sebuah dokumen yang resmi dan bisa dipertanggungjawabkan kebenaranya secara hukum, sehingga peristiwa seperti sejarah-sejarah yang belum terungkap sebelumnya tidak akan pernah terjadi lagi.


Fakta Unik ' Supersemar"


Naskah Supersemar tersebut beredar dari milis dan email. Dalam versi online ini, naskah Supersemar diketik di atas kertas berkop Presiden Republik Indonesia disertai logo padi dan kapas di atasnya.

Selain logo padi dan kapas, ada juga logo burung Garuda di sisi kiri. Di akhir naskah ada tanda tangan Presiden Indonesia Soekarno pada 11 Maret 1966. Naskah ditulis dalam ejaan lama.Sejumlah kejanggalan ada dalam naskah tersebut. Misalnya meskipun menggunakan ejaan lama, anehnya nama Soeharto dan Soekarno ditulis dengan ejaan baru.

Ada empat diktum dalam naskah tersebut. Diktum pertama berisi ‘Mengingat’. Kedua, Menimbang. Ketiga Memutuskan dan Memerintahkan’. Keempat bertulis selesai.


Dalam ‘Mengingat’, ada 2 hal yang disampaikan yakni pertama, mengingat tingkatan revolusi sekarang ini serta keadaaan politik nasional maupun internasional. Kedua, Perintah Harian Paglima Tertinggi Angkatan Bersenjata/ Presiden/ Panglima Besar Revolusi pada tanggal 8 Maret 1966.


Dalam ‘Menimbang’ juga berisi 2 hal. Pertama, perlu adanya ketenangan dan kestabilan pemerintahan dan jalannya Revolusi. Kedua, perlu adanya jaminan dan kewibawaan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimimpin Besar Revolusi serta segala ajaran-ajarannya.


Sementara dalam ‘Memutuskan/ Memerintah’ berbunyi kepada Letnan Jendral Suharto, Menteri Panglima Angkatan Darat. Atas nama Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimimpin Besar Revolusi memerintahkan tiga hal.


Satu, mengambil segala tindakan yang dianggap perlu, untuk terjaminnya keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya Pemerintahan dan jalannya Revolusi, serta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimimpin Besar Revolusi/Mandataris M.P.R.S demi untuk keuntuhan bangsa dan negara Republik Indonesia, dan melaksanakan dengan pasti segala ajaran Pemimpin Besar Revolusi.

Dua, mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan Panglima-panglima angkatan lain dengan sebaik-baiknya. Ketiga, supaya melaporkan segala sesuatu yang bersangkut-paut dalam tugas dan tanggung-jawabnya seperti diatas.
Pada Diktum kempat hanya tertulis Selesai.

Apakah benar Naskah Supersemar itu Palsu ?


Menurut kesaksian staf intel Komando Operasi Tertinggi Gabungan-5 (G-5 KOTI) Salim Thalib, naskah Supersemar yang dikenal sekarang adalah palsu. Selain aslinya tidak serapi itu, isi naskah juga tidak sama dengan naskah aslinya.

Naskah Supersemar

Beberapa kalangan menilai, latar belakang Supersemar tak lepas dari persaingan antara PKI dan Angkatan Darat. Sebelum terjadinya G-30-S, persaingan antara PKI dan Angkatan Darat sudah dalam taraf saling jegal menjegal. Bahkan PKI sampai ingin membangun “Angkatan Kelima” dalam militer, untuk menggeser Angkatan Darat. Dan Angkatan Darat ingin menggeser PKI.

Dalam beberapa pidato Soekarno menjelang ambruknya, bisa ditangkap adanya konspirasi tanpa sepengetahuan Soekarno. Sehingga timbul kecurigaan banyak orang. Mungkinkah Supersemar “sengaja” dinyatakan hilang? Betulkah naiknya Soeharto sebagai presiden adalah inskonstitusional karena bertentangan dengan amanat Supersemar? Dan karenanya Supersemar mesti lenyap secara misterius? Apakah bisa dipercaya begitu saja bahwa dokumen negara sepenting itu bisa hilang? Dengan kata lain harus dilenyapkan!

Jendral M Yusuf

Jika Supersemar memang begitu monumental, di mana keberadaannya sekarang? Jenderal M. Jusuf pernah mengaku memiliki salah satu salinan Supersemar, namun hingga saat meninggalnya, ia tidak mau menunjukkan salinan tersebut kepada publik. Sementara dua naskah Supersemar di Arsip Nasional hanya berbentuk fotocopy. Anehnya kedua naskah itu tidak mirip karena diketik dengan spasi berbeda. Pertanyaannya, yang manakah di antara kedua naskah itu yang otentik? Atau apakah malah keduanya sama-sama tidak otentik?

Jangan sampai kita melupakan sejarah kita walaupun sudah terlewat kejadian nya begitu lama yaitu taun 1966. Tapi minimal kita tau tentang kejadian ini, dan bisa jadikan pelajaran kedepannya agar tidak terluang lagi kejadian ini. Sejarah merupakan pelajaran untuk masa depan, semoga Indonesia menjadi negara yang semakin maju dalam hal kebaikannya